DEWATOGEL, Jakarta – Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 28 September 2024 diawali oleh kabar kematian Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah selama tiga dekade terakhir, akibat serangan Israel di Beirut, Lebanon.
Sementara di urutan kedua, Perdana Menteri Israel Benjamin Nentanyahu dalam sidang umum PBB pada Jumat malam, 27 September 2024, mengutuk Iran, yang dituduhnya telah mendukung kelompok Hizbullah.
Adapun di urutan ketiga, pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di pinggiran ibu kota Beirut telah menyoroti tokoh yang secara luas dianggap sebagai pewarisnya, Hashem Safieddine
1. BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasralla
Kelompok pergerakan Lebanon Hizbullah pada Sabtu 28 September secara resmi mengumumkan kematian pemimpin mereka selama tiga dekade, Hassan Nasrallah.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menyatakan, “Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, telah bergabung dengan rekan-rekannya yang mati syahid dan abadi, yang jalannya ia pimpin selama sekitar tiga puluh tahun, menjadi seorang martir dalam perjalanan menuju Yerusalem dan Palestina.”
2. Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB
Perdana Menteri Israel Benjamin Nentanyahu dalam sidang umum PBB pada Jumat malam, 27 September 2024, mengutuk Iran, yang dituduhnya telah mendukung kelompok Hizbullah. Netanyahu pun beralasan serangan yang dilakukannya adalah bentuk pertahanan.
“Israel telah mentoleransi situasi yang tidak dapat ditoleransi selama hampir setahun. Saya datang ke sini untuk mengatakan ‘sudah, cukup’,” kata Netanyahu, merujuk pada ketegangan antara Israel – Hizbullah di Lebanon.
3. Siapakah Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah?
Pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di pinggiran ibu kota Beirut telah menyoroti tokoh yang secara luas dianggap sebagai pewarisnya, Hashem Safieddine.
Kelompok yang didukung Iran tersebut mengkonfirmasi bahwa Nasrallah, yang memimpin kelompok tersebut selama 32 tahun, tewas dalam serangan pada Jumat. Kini mereka menghadapi tantangan untuk memilih pemimpin baru setelah pukulan terberat yang pernah dihadapi kelompok tersebut dalam 42 tahun sejarahnya.